Makalah Neonatal dan Perinatal


Gambar:Ilustrasi. imgkid.com

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi daripada golongan terkaya sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup. Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan karena kendala kendala biaya (cost barrier), geografis dan transportasi.
Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi pada bayi baru lahir akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak.

B.   Rumusan Masalah
          1.     Apa pengertian NEONATAL?
          2.    Apa ruang lingkup NEONATAL?
          3.    Apa masalah seputar PERINATAL?
          4.    Bagaimana intervensi pada NEONATAL?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian Noenatal
Dalam Kamus Kesehatan, Neonatal berarti baru lahir. Seorang bayi yang baru lahir sering disebut sebagai Neonatus dalam istilah medis. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
Bayi baru lahir digolongkan menjadi 2, yaitu :
1)    Bayi baru lahir normal
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan lama kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu.
2)    Bayi baru lahir dengan resiko tinggi
a.    Bayi yang berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
b.    Bayi yang berat badan lahir lebih dari 4000 gram.
c.    Bayi yang dilahirkan kurang dari kehamilan kurang dari 37 minggu dan lebih dari 42 minggu.
d.    Bayi yang nilai apgarnya kurang dari 7.
e.    Bayi yang lahir dengan infeksi intra partum, trauma kelahiran atau kehamilan kongenital.
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu.menurut Jumiarni (1995) neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstrauterin.
Berdasarkan artikel media online neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim, pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem dan masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24 - 72 pertama dimana transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Oleh karena itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus(http://ayeepnlie.blogspot.com, 2009).

B. Periode Neonatal
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999)Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampaiumur 28 hari yang terbagi menjadi 2 periode, antara lain:
a.    Perode Neonatal Dini yang meliputi jangka waktu 0 - 7 hari setelahlahir 
b.    Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangkawaktu 8 - 28 hari setelah lahir.

Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku merupakan permulaan atau periode agar keberadaan sebagai individu dan bukan sebagai parasit didalam tubuh ibu. Kamus juga merumuskan bayi sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang pertama.Menurut istilah medis, bayi adalah seorang anak yang muda usianya (ttp://tafany.wordpress.com, 2007).
Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat menakjubkan. Pada saat kelahiran, banyak perubahan dramatik yang terjadi di dalam tubuh bayi karena berubahdari ketergantungan menjadi tidak tergantung pada ibu. Dari sudut pandangan ibu, proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik. Bayi terus berenang dalam uterus selama 9 bulan, janin mendapat kehangatan, perlindungan, bebas dari rasa sakit dan hampir tidakmengalami ketegangan. Kemudian persalinan dimulai dan janindidorong, dan meluncur melalui jalan lahir yang sempit (http://ayurai.wordpress.com, 2009).
Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya, karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda. Secara psikologi, masa bayi merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarti bagi bayi (http://tafany.wordpress.com,2007).

C. Pertumbuhan dan perkembangan usia neonatal
Menurut buku Asuhan Keperawatan Perinatal oleh Jumiarni (1995) dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi:
a.    Sistem Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat okisgen dan pertukarangas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi padaparu-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakanpernafasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut:
1.    Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir.
2.    Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbondioksida kemoreseptor pada sinus karotis (stimulus kimiawi).
3.    Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsangpermulaan gerakan pernafasan (stimulus sensorik).
4.    Refleks deflasi Hering Breur.
Pernafasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.Frekueunsi pernafasan dihitung dengan melihat gerakan nafas atauperut. Pernafasan neonatal normal berkisar antara 30-60 xpermenit.
Berdasarkan artikel media online kategori sistem pernafasan pada neonatal ialah apabila tali pusar diputus bayi mulai harus bernapas sendiri, menghisap dan menelan. Sekarang bayi harus memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan menelan, tidaklagi memperolehnya melalui tali pusar. Refleksi-refleksi ini belum berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi seringkali tidakcukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badanya menurun bayi (http://tafany.wordpress.com, 2007).
b.    Jantung dan Sistem Sirkulasi
Berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2 menurun, hali ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosa menutup, dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari placenta melaui venacava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badanibu.
Frekuensi denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba arteri temporalis atau karotis, dapat juga secara langsung didengarkan di daerah jantung dengan menggunakan stetoskop binokuler. Frekuesnsi denyut jantung neonatal normal berkisar antara 120 - 140 kali/menit.
c.    Saluran Pencernaan
Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkandengan orang dewasa, pada masa neonatal saluran pencernaanmengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jampertama berupa mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengana danya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat kehijauan.
Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatal nampaknya sangaterat hubungannya dengan frekuensi pemberian makan/minum. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatal kecuali amylase pancreas,aktifitas lipase telah ditemukan pada janin tujuh sampai delapan bulan.
d.    Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan penting dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan didalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan immature (belum matang), hali ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, misalnya enzim UDPG: (Uridin Disofat Glukoronid Transferase) dan enzim G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatal memperlihatkan gejala ikterus fisologis.
e.    Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus diginjal dibentuk pada janin umur 8 minggu, jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan pada akhir kehamilan diperkirakan 820.000. Ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar dari pada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain:
1.    Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa
2.    Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
3.    Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relative kurang.
Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan setelah lahir.
f.     Metabolisme
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah. Untuk menambah energy pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/100 ml.
Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dan ibu yang menderita DM atau BBLR perubahan glukosa mejadi glikogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidakdapat memenuhi kebutuhan neonatal maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi.
g.    Kulit
Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu yang disebut vernik kaseosa.
h.    Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis janin, hormone ini diperlukan untuk mempertahankan glandula supra renalis janin.
Pada neonatal kadang-kadang hormone yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat misalnya pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
Kelenjar adrenal pada waktu lahir relative lebih besar biladibandingkan dengan orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberpa bulan sebelum lahir.
i.      Imunologi
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis immunoglobulin (suatu protein yang mengandung zat antibody) diantaranya IgG (Imunoglobulin gamma G). Pada neonatal hanya terdapat immunoglobulin gamma G, dibentuk dalam bulan kedua setelahbayi dilahirkan, Immunoglobulin gamma G pada janin berasal dariibunya melalui plasenta. 
j.      Suhu Tubuh
Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5 C – 37 C. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksilla stau padarectal. Hasil pengukuran per aksilla biasanya lebih rendah dari pada hasil pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksilla lebih terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah rectal. Suhu tubuh perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan karena pada neonatal, pusat pengaturan panas belum sempurna.
k.    Reflek atau rangsangan spontan
Beberapa reflek primitif yang terdapat pada neonatal antara lain:
1.    Refleks Moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yangmengejutkan atau spontan akan terjadi reflek lengan dan tanganterbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.
2.    Refleks menggenggam dengan perlakuan bila telapak tangan dirangsang akan membei reaksi seperti menggenggam.
3.    Refleks berjalan (Stepping) dengan perlakuan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar,maka bayi akan melakukan gerakan melangkah seolah-olahberjalan.
4.    Refleks menghisap apabila diberi rangsangan pada ujung mulut kepala akan menoleh kearah rangsangan, bibir dibawah danlidah akan bergerak kearah rangsangan serta bila dimasukkansesuatu kedalam mulutnya akan membuat menghisap.

l.      Pola-pola perilaku selama masa neonatal
Pola – pola perilaku selama masa neonatal antara lain:
1.    Tiarap dengan perlakuan tiarap dalam sikap refleksi, memutar kepala dari sisi, kepala melengkung pada suspensi ventral.
2.    Terlentang dengan perlakuan biasanya fleksi dan sedikit kaku.
3.    Visual dengan perlakuan dapat memfiksasi muka atau cahayapada garis penglihatan, gerakan mata bonek (Doll’s eye) padapemutaran tubuh.
4.    Refleks dengan perlakuan respon moro aktif, refleks melangkahdan pemutaran tubuh.
5.    Sosial dengan perlakuan penglihatan memilih pada muka manusia.

BAB III
PEMBAHASAN

A.  Ruang Lingkup neonatal:
1.    Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir:
a.    Berat badan 2500 - 4000 gram
b.    Panjang badan 48 - 52 cm
c.    Lingkar dada 30 - 38 cm
d.    Lingkar kepala 33 - 35 cm
e.    Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
f.     Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
g.    Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h.    Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i.      Kuku agak panjang dan lemas
j.      Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
k.    Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l.      Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m.   Reflek graps atau menggenggan sudah baik
n.    Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

           2.    Bayi baru lahir bermasalah
a.    Bercak mongol
b.    Hemangioma
c.    Ikterik
d.    Muntah dan gomoh
e.    Oral trush
f.     Diaper rash
g.    Seborrhea
h.    Bisulan
i.      Milliariasis
j.      Diare
k.    Obstipasi
l.      Infeksi

3.    Kelainan bawaan pada bayi baru lahir
a.    Labioskiziz dan labiopalatoskiz
b.    Atresia esophagus
c.    Atresia anus
d.    Hirschprung
e.    Obstruksi biliaris
f.     Omfalokel
g.    Hernia diafragmatika
h.    duodeni
i.      Meningokel.ensefalokel
j.      Hidrosefalus
k.    Fimosis
l.      Hipospadia

4.    Trauma pada bayi baru lahir
a.    Caput suksedaneum
b.    Cephal Hematoma
c.    Trauma pada fleksus brachialis
d.    Fraktur klavikula dan fraktur humerus

5.    Neonatus beresiko tinggi
a.    BBLR
b.    Asfiksia neonatorum
c.    Sindroma gangguan pernapasan
d.    Kejang
e.    Hypotermi
f.     Hipertermi
g.    Hypoglikemi
h.    Tetanus neonatorum

B.   Masalah Seputar Perinatal 
           1)   Anoksia / hipoksia
Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain injury. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, disproporsi sefalo– servik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan intrumen tertentu dan lahir dengan seksio Caesar. (Anonim, 2002)
2)    Perdarahan otak akibat trauma lahir
Perdarahan dan anoksi dapat terjadi bersama–sama, sehingga sukar membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah, sehingga terjadi anoksia. Perdarahan dapat terjadi di ruang subaraknoid akan menyebabkan penyumbatan CSS sehingga menyebabkan hidrosefalus. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis. (Anonim, 2002)

3)    Prematuritas
4)    Berat badan lahir rendah
5)    Postmaturitas
6)    Primipara
7)    Antenatal care

8)    Hiperbilirubinemia
Bentuk CP yang sering terjadi adalah athetosis, hal ini disebabkan karena frekuensi yang tinggi pada anak–anak yang lahir dengan mengalami hiperbilirubinemia tanpa mendapatkan terapi yang diperlukan untuk mencegah peningkatan konsentrasi unconjugated bilirubin. Gejala–gejala kernikterus yang terdapat pada bayi yang mengalami jaundice biasanya tampak setelah hari kedua dan ketiga kelahiran. Anak menjadi lesu dan tidak dapat menyusu dengan baik. Kadangkala juga terjadi demam dan tangisan menjadi lemah. Sulit mendapatkan Reflek Moro dan tendon pada mereka, dan gerakan otot secara umum menjadi berkurang. Setelah beberapa minggu, tonus meningkat dan anak tampak mengekstensikan punggung dengan opisthotonus dan ikut dengan ekstensi ektremitas. (Swaiman, 1998).

9)    Status gizi ibu saat hamil
10) Bayi kembar (Soetjiningsih, 1995)

11) Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah. (Soetjiningsih, 1995)

            12) Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa CP. (Soetjiningsih, 1995)

13) Kelahiran sungsang

14) Partus lama
Partus lama yaitu persalinan kala I lebih dari 12 jam dan kala II lebih dari 1 jam. Pada primigravida biasanya kala I sekitar 13 jam dan kala II sekitar 1,5 jam. Sedangkan pada multigravida, kala I : 7 jam dan kala II : 1/5 jam. Persalinan yang sukar dan lama meningkatkan risiko terjadinya cedera mekanik dan hipoksia janin. (Wiknjosastro, 2002)

15) Partus dengan induksi / alat
16) Polyhidramnion (Boosara, 2004)
17) Perdarahan pada trimester ketiga


C.   Intervensi
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah:
1.    Pencegahan Infeksi
·         Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
·         Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
·         Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
·         Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.

2.    Melakukan penilaian
·         Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.
·         Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

3.  Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
·         Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
·         Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
·         Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
·         Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut:
      a.    Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
      b.    Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering).
c.    Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
      d.    Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran.
      e.    Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
·         Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi).
·         Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
·         Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan.
·         Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
·         Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat.
·         Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.
·         Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik.
·         Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik.
·         Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
f.     Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
g.                         Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk        menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI.

4.    Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
·                   Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
·         Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan       kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
·           Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
·         Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
·         Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
·         Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
·         Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score).
·         Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
5. Merawat Tali Pusat
·         Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
·         Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
·         Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
·         Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
·         Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
·         Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
·         Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
·         Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.(Dep. Kes. RI, 2002).

6.    Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
·         Keringkan bayi secara seksama
·         Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
·         Tutup bagian kepala bayi
·         Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
·         Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
·         Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002).

7.  Pencegahan Infeksi
·         Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
·         Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
Ø  Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø  Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø  Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Ø  Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
Ø  Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002).

8.    Identifikasi Bayi
·         Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
·         Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
·         Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
·         Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
·         Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin, 2002)

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam Kamus Kesehatan, Neonatal berarti baru lahir. Seorang bayi yang baru lahir sering disebut sebagai Neonatus dalam istilah medis. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.
Ruang Lingkup neonatal meliputi: Bayi baru lahir normal, Bayi baru lahir bermasalah, Kelainan bawaan pada bayi baru lahir, Trauma pada bayi baru lahir, Neonatus beresiko tinggi.
Masalah Seputar Perinatal: Anoksia / hipoksia, Perdarahan otak akibat trauma lahir, Prematuritas, Berat badan lahir rendah, Postmaturitas, Primipara, Antenatal care, Hiperbilirubinemia, Status gizi ibu saat hamil, Bayi kembar (Soetjiningsih, 1995), Ikterus, Meningitis purulenta, Kelahiran sungsang, Partus lama, Partus dengan induksi / alat, Polyhidramnion (Boosara, 2004), dan Perdarahan pada trimester ketiga.
Penanganan Segera Bayi Baru Lahir meliputi Pencegahan Infeksi, Melakukan penilaian, Pencegahan Kehilangan Panas, Membebaskan Jalan Nafas nafas, Merawat tali pusat, Mempertahankan suhu tubuh bayi, Pencegahan infeksi, Identifikasi bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Cerebral Palsy dalam Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Editor : Rusepno Hasan dan Husein Alatas. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Cetakan Kesepuluh (2002). Jakarta : Infomedika. Hal : 884-88.
Jumiarni, Dra. 1995. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan: Jakarta
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Fadhilah Siti. 2009. http://bidandhila.blogspot.com/.  Diakses: 23 Mei 2012.
Soetjiningsih, dr. DSAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak / oleh Soetjiningsih ; Editor IG.N. Gde Ranuh. Jakarta : ECG, 223 – 35.
Wiknjosastro Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Editor Abdul Bari Syaifuddin, Trijatmo Rachimdani. Edisi ke-3, Cetakan ke-6. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 193 – 201.
Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, Syok Hemoragika dan Syok Septik. Dalam: Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: YBP-SP. 2002.
-------. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. http://arny-midwife.blogspot.com. Diakses: 23 Mei 2012
-------. 2011. Makalah Bayi Baru Lahir. http://kti-akbid.blogspot.com. Diakses: 23 Mei 2012
-------. 2011. Category Bayi.  http://asuhankebidanan.net. Diakses: 23 Mei 2012.
-------. 2010. Bayi Baru Lahir Normal. http://makalah-arsipku.blogspot.com. Diakses: 23 Mei 2012.
-------. 2012. Pengertian Neonatal-Neonatus. http://kampung-jawa.blogspot.com. Diakses: 23 Mei 2012.
-------. 2009. Neonatus dengan BBLR. http://ayurai.wordpress.com. Diakses: 23 Mei 2012


Previous
Next Post »
Thanks for your comment