PERKEMBANGAN SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT DAN ABAD KE -21

Gambar:Ilustrasi
A.     Pendahuluan
Administrasi dan praktik kesehatan masyarakat terdiri dari penyelenggaraan upaya untuk meningkatkan kesehatan penduduk. Strategi pencegahan kesehatan masyarakat menargetkan suatu populasi bukan individu. Sepanjang sejarah,  usaha kesehatan masyarakat telah terfokus kepada pengendalian penyakit menular,  mengurangi bahaya lingkungan, dan menyediakan air minum yang aman. Karena faktor sosial, lingkungan,  dan biologi saling berkaitan dalam penentuan kesehatan,  maka praktik kesehatan masyarakat harus memanfaatkan paket keterampilan dan intervensi secara luas.
Sepanjang abad ke-20,  penekanan kesehatan masyarakat untuk melindungi populasi masyarakat dari penyakit menular dan ancaman lingkungan diperluas, yaitu mencakup pencegahan dan pengurangan penyakit kronis melalui intervensi perilaku dan gaya hidup.
Ketika kita berpindah pada abad ke-21, maka tantangan-tantangan yang baru akan muncul. Strategi serta inisiatif yang baru akan sangat dibutuhkan untuk pengembangan.  Peran dari kesehatan masyarakat akan tidak diragukan lagi menjadi pusat kesejahteraan bangsa dan dunia.
B.    Tokoh Sejarah Kesehatan Masyarakat
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik. Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan, yaitu:
1.     Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
2.     Kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.
C.    Sejarah Awal Kesehatan Masyarakat
Sedikit yang diketahui tentang kesehatan dari perburuan dan pengumpulan orang-orang dari jaman prasejarah. Paleopathology telah menunjukkan bahwa penyakit tidak hanya ada di zaman kuno, tapi ini selalu terjadi  pada manusia dalam bentuk dasar yang  sama seperti infeksi, inflamasi, gangguan perkembangan dan metabolisme, dan tumor.  Ketika manusia mulai beragregasi menjadi populasi yang lebih besar,  lebih banyak pemukiman permanen dengan pengenalan teknik pertanian dan domestikasi hewan, secara fundamental mengubah cara mereka hidup. Sebagai masyarakat agraris, manusia mulai hidup dengan kontak yang lebih dekat secara komunikasi yang didukung oleh penghasil makanan. Jenis baru pemukiman manusia ini merekonstruksi ekosistem di mana mereka memimpin,  mengantarkan perubahan mendasar dalam cara manusia berinteraksi satu sama lain dan lingkungan mereka. Kehidupan yang padat ini mengatur kemampuan mikroorganisme yang banyak, ceruk ekologi baru untuk mengeksploitasi, membuka jalan bagi penyakit pes, wabah, dan penyakit lainnya.
Sebagai contoh, pemukiman manusia menawarkan kesempatan yang lebih besar untuk kontak konstan dengan parasit usus dilakukan melalui kotoran manusia, sedangkan kelompok yang berpindah secara konstan dari pemburu dan pengumpul cenderung untuk mendapatkan infeksi tersebut. Pemukiman permanen dan semi permanen, domestikasi tumbuhan dan hewan, dan urbanisasi manusia selamanya mengubah lingkungan penyakit dari spesies manusia. Dari  zaman paling kuno dari catatan sejarah, semua masyarakat telah dipengaruhi oleh penyakit dan kesehatan. Meskipun sedikit yang diketahui tentang rezim penyakit masyarakat prasejarah, secara umum diasumsikan bahwa permukiman awal Mesopotamia, Lembah Indus, dan wilayah pesisir Peru terganggu oleh penyakit tropis seperti malaria dan schistosomiasis.  Sistem medis kuno bergantung terutama pada penjelasan mistis dan religious untuk penyakit dan sering didasarkan pada kemurnian rohani dan jasmani melalui berbagai kode perilaku dan protokol diet. Ilmuwan Cina di masa Dinasti Chou (1122-250 SM)  menganjurkan untuk pelestarian kesehatan dilakukan melalui campuran pembatasan diet, kesederhanaan, dan latihan fisik dan spiritual. Demikian pula, di Mesir kuno consensus adalah bahwa penyakit adalah hasil dari ketidak seimbangan antara keberadaan jasmani dan rohani. Orang  Mesir kuno menggunakan teknik seperti doa, sihir, ritual dan farmakope untuk memulihkan kesehatan. Peraturan yang mengatur penyiapan makanan, kebersihan, dan hubungan seksual sebagian besar ritual dan secara luas dipraktekkan di seluruh masyarakat Mesir kuno. Selain itu, penggalian arkeologi di Mesir telah menyediakan bukti bahwa beberapa kota kuno dari sekitar abad ke-14 SM yang  direncanakan dan memiliki system drainase batu yang relative canggih.
Di India Kuno,  kota yang  terencana, dimana kamar mandi dan saluran air di bangunan yang biasa,  dibangun sekitar 4000 tahun yang lalu di lembah Indus. Kota ini juga dinikmati secara luas, jalan-jalan beraspal dan selokan tertutup. Di Mesopotamia, banyak masyarakat, termasuk Babilonia, Assyria, dan Ibrani, memeluk kebiasaan dengan peraturan kebersihan dalam bentuk kode yang telah ditetapkan. Tujuan dari kode ini adalah untuk mendorong kemurnian spiritual,  tetapi  peraturan kebersihan ini sering mencegah penyakit. Selain itu, Seorang Dokter yang juga merupakan Pendeta Yunani dari Ibrani merumuskan formula yang rumit untuk pencegahan penyakit yang didasarkan pada keyakinan bahwa beberapa penyakit menular melalui makanan, hasil ekskresi, pakaian, air dan udara.
Orang-orang Ibrani dan Babilonia juga percaya bahwa wabah yang menyebar melalui air yang terkontaminasi dan wabah yang berkesinambungan dengan hewan-hewan tertentu seperti tikus, lalat dan agas. Kedua grup ini mengisolasi beberapa individu selama wabah dan di fumigasi dan membasmi hama dan kuman di rumah dan barang-barang mereka. Kode orang-orang  Ibrani dan Babilonia juga menuntut bahwa tidak ada sumur  yang  boleh digali didekat kuburan atau tempat pembuangan; air dididihkan sebelum diminum; dan makanan harus bersih, segar dan dimasak seutuhnya. Asosiasi antara ritual kebersihan dan kesehatan tidak dibatasi oleh “old world”; Contoh tersebut menyediakan bukti akan pemahaman yang lebih awal mengenai kepentingan dalam melindungi masyarakat dari penyakit.
·       Hellenistic Health
Sebelum abad ke-5 dan abad ke-7 SM filosofi baru yang memisahkan antara sesuatu yang bersifat keduniawian dan yang bersifat ketuhanan menyebabkan beberapa penyakit mulai muncul di Yunani kuno. Namun filsafat ini adalah pengecualian dan pengaruhnya sangat kecil, banyak pemahaman kesehatan Yunani kuno yang masih didominasi oleh mistisisme sampai munculnya Hipocrates dan tradisi hipocratic. Fisiologi Hipokrates menuliskan bahwa tubuh terdiri dari empat cairan yaitu, darah, empedu hitam, empedu kuning, dan dahak. Kesehatan dapat dikatakan tercapai apabila keempat faktor ini seimbang. Cairan ini mencerminkan unsur-unsur penting dari fisik alam semesta yaitu api, tanah, udara, dan air.
Obat Yunani tidak pernah secara eksklusif mengandalkan metode kuratif, melainkan menganut tradisi penggabungan perawatan terapi dengan langkah-langkah pencegahan. Ide teoritis keseimbangan yang diusulkan oleh orang Yunani kuno telah memiliki dampak yang mendalam pada persepsi kesehatan dan penyembuhan selama berabad-abad. Hal ini mengingatkan pada inti konseptual homeostasis, dari dasar pengobatan allopathic modern.



·       Teknik Latin dan Administrasi
Ekspansi Helenistik melalui penaklukan Raja Alexander yang menyebarkan tradisi Hippocrates di seluruh bagian Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Namun, tidak ada yang memiliki dampak yang mendalam pada penyebaran tradisi Hippocrates dan ditinggalkannya teknik penyembuhan religius dan mistik sebagai munculnya kekaisaran Romawi.  Dokter Romawi, dalam banyak hal, meniru Dokter dari Yunani yang mengadaptasi tradisi Hipokrates.  Perbedaan Romawi dari orang Yunani yaitu dalam kemampuan mereka di bidang teknik dan administrasi, sebagai pembangun sistem pembuangan limbah yang kompleks dan kamar mandi, dan sebagai penyedia pasokan air dan fasilitas kesehatan lainnya.
Selain reformasi sanitasi, bangsa Romawi mengakui hubungan antara keberadaan  rawa-rawa dan penyakit, terutama malaria. Meskipun semua proyek rekayasa umum dan peraturan sanitasi dan reformasi, Roma dibebani oleh banyak penyakit endemik dan epidemik yang sama dialami oleh bangsa lain dari cekungan Mediterania.
·       Abad Pertengahan
Di abad pertengahan (500-1500 M), epidemi penyakit menular terus menerus mendorong kegiatan kolektif oleh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, menandakan formasi terbaru dari  Departemen  Kesehatan dan  kesehatan masyarakat di tahun 1800-an.  Abad pertengahan ditandai oleh dua epidemi besar penyakit pes, wabah Justinian (543 M.) dan kematian hitam (1348 M), dengan wabah yang lebih kecil dari berbagai penyakit dalam periode intervensi termasuk kusta, cacar, tuberkulosis dan campak.
Penurunan kekaisaran Romawi adalah yang paling luas di kota Roma dan provinsi kekaisaran. Penurunan kekaisaran Constantine dipercepat ketika ia memindahkan ibukota secara administrative dari Roma ke Bizantium, yang sekarang dikenal sebagai Istambul. Mengubah pola produksi pertanian selama periode ini menyebabkan peningkatan substansial dalam populasi.  Selain itu, ada peningkatan perdagangan dengan masyarakat padat perkotaan dari timur tengah. Kedua perkembangan ini berkontribusi terhadap urbanisasi Eropa, dan orang-orang mulai beragregasi ke dalam dan di sekitar kota-kota Romawi tua serta pemukiman yang baru didirikan. Kota-kota baru mengandalkan benteng yang mengelilingi kota untuk keamanan dan akibatnya menderita kepadatan penduduk di ruang terbatas. Faktor sosial, ekonomi, dan demografi mulai berubah, ada peluang baru untuk wabah dan penyakit untuk mengeksploitasi, dan pendekatan untuk pencegahan penyakit menghadapi tantangan baru.
Kematian hitam, wabah pes yang memuncak pada 1348, memiliki konsekuensi yang menghancurkan di Eropa abad pertengahan. Pada saat itu tidak diketahui bahwa penyakit pes dapat ditularkan ke manusia melalui kutu hewan pengerat, akibatnya, hal itu dianggap sebagai penyakit menular. Satu penanggulangan digunakan untuk memerangi penyakit sampar adalah isolasi individu yang sakit. Selain itu, korban penyakit itu harus dilaporkan kepada pihak berwenang, yang mendahului fungsi kesehatan masyarakat dasar pelaporan penyakit dan pengawasan. Tindakan karantina yang dilembagakan untuk mencegah masuknya wabah dari daerah luar. Karantina terdiri dari isolasi sistematis wisatawan dan kapal untuk jangka waktu 40 hari, karenanya dinamakan karantina. Upaya-upaya awal isolasi tetap relevan saat ini, Oleh karena itu hal ini dijadikan contoh untuk praktek kesehatan masyarakat secara kontemporer.
·       Industrialisasi dan Pengaruh Inggris
Kegiatan kesehatan masyarakat di Inggris sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan urbanisasi dan industrialisasi dari tahun 1800-an. Kondisi di Inggris dan reformasi sosial yang responsif serta kebijakan kesehatan masyarakat memiliki pengaruh besar pada bagaimana Amerika Serikat menangani masalah yang sama. Di London penduduknya meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 200.000 pada tahun  1600 menjadi 675.000 penduduk pada tahun 1700. Selama tahun 1700-an, London hanya tumbuh sekitar sepertiga dan masih memiliki kurang dari 1 juta penduduk, tapi antara tahun 1800 dan 1840, London dua kali lipat menjadi hampir dua juta penduduk.  Malnutrisi, kepadatan penduduk, sampah, dan kondisi kerja yang buruk memberikan kontribusi untuk menyebabkan wabah penyakit.
Demikian pula, di New York City, munculnya Tifus sebagai penyebab kematian yang signifikan disebabkan oleh peningkatan jumlah imigran secara besar pada tahun 1840-an dan 1850-an. Di New York, munculnya rumah petak mengubah tifus menjadi gangguan kesehatan yang mewabah di lingkungan kumuh, namun hal ini menimbulkan keprihatinan masyakat karena mempengaruhi masyarakat yang paling miskin.
Masalah-masalah yang terjadi ini mencakup kemiskinan, perumahan,  air,  saluran air,  lingkungan, keamanan, dan makanan. Kesehatan masyarakat di Inggris dan Wales diselenggarakan dengan tujuan utama meningkatkan kondisi sanitasi di kota-kota. Para perancang UU Kesehatan Masyarakat, peduli dengan kesehatan penduduk, ditugaskan bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di pemerintah pusat maupun daerah. Reformasi sanitasi di Inggris memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan administrasi kesehatan masyarakat di Amerika karena kedua negara menghadapi masalah yang sama sepanjang abad ke-19.
·       Kemunculan dan Dampak dari Bakteriologi
Selama bagian akhir dari tahun 1800-an dan awal 1900-an, kemajuan ilmiah, khususnya dalam mikrobiologi, mengawali suatu era baru untuk bidang kesehatan masyarakat dan kedokteran. Terkadang disebut sebagai fase bakteriologis dari gerakan kesehatan masyarakat, era ini dipimpin oleh penemuan Louis Pasteur dan Robert Koch dan teori kuman penyakit berikutnya. Pasteur menemukan bahwa organisme aerobik dan anaerobik mulai dipertimbangkan kemungkinan penyebab hubungan antara kuman dan penyakit. Koch, seorang ahli fisika negara, menemukan basil yang bertanggung jawab untuk anthrax dan mampu menunjukkan bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui tikus. Ia kemudian menemukan bakteri penyebab penyakit lainnya, termasuk yang menyebabkan tuberkulosis dan kolera. Teori kuman baru ini diberikan peluang baru untuk infeksi penyakit kontrol, termasuk peningkatan diagnosis, pemahaman negara carrier, dan wawasan pentingnya vektor terhadap penularan penyakit. Selanjutnya, di New York City pada tahun 1920, pengembangan antitoksin dan imunisasi terhadap diphteria adalah pertanda kemampuan program kesehatan masyarakat yang terorganisir untuk mencegah berbagai penyakit menular.
Penemuan bakteriologis Pasteur dan Koch menjadi penanda antara kesehatan masyarakat yang “lama” dan yang “terbaru”. Hubungan antara bakteri dan penyebab penyakit menarik perhatian dari masalah sanitasi pasokan air, pembersihan jalan, perumahan, dan kondisi kehidupan masyarakat miskin. Penyakit yang berorientasi pendekatan pada kesehatan masyarakat yang diadopsi oleh petugas kesehatan dan lembaga kesehatan setempat. Air tercemar ditunjukkan untuk bertanggung jawab untuk transmisi demam tifoid, dan metode yang dikembangkan untuk mengukur bakteri di udara, air, dan susu. Meskipun pendekatan berorientasi penyakit menjadi standar selama periode ini, profesional kesehatan masyarakat terus menekankan reformasi sosial dengan kesadaran bahwa penyakit, bahkan yang disebabkan oleh kuman, tak lepas dari hidup dan kondisi kerja.
D.    Kesehatan Masyarakat di Amerika Serikat
Momok kolera, demam kuning, dan cacar akan sulit melalui pelabuhan New York karena akan diblokir oleh penghalang bertuliskan “karantina”, dan malaikat yang memegang pedang dan perisai bertuliskan “kebersihan”.



·       Koloni Amerika dan Awal dari Amerika Serikat
Para kolonis di awal Amerika berjuang dengan kelaparan dan malnutrisi,  penyakit bawaan, dan penyakit infeksi seperti cacar, kolera, campak, difteri, dan demam thypoid. Malaria merupakan penyakit endemik yang menjadi bagian dari koloni dan cacar menjadi wabah  sepanjang tahun 1600-an, demam kuning pada tahun 1700-an, dan penyakit yang mewabah pada tahun 1800-an adalah kolera. Ukuran kesehatan masyarakat yang utama yang digunakan oleh koloni adalah pengendalian penyakit menular melalui upaya hukum tentang karantina dan sanitasi. Koloni awal terdiri dari serangkaian pelabuhan yang terhubung dengan kapal. Hukum karantina diberlakukan di semua kota besar dan kota-kota di sepanjang pesisir timur.  Undang-undang lain yang mengatur hal-hal seperti toilet umum dan pembuangan limbah dan hewan.
Selain bagian dari undang-undang tersebut, intervensi kesehatan masyarakat lain yang penting dari masa kolonial adalah inokulasi cacar. Seperti banyak intervensi kesehatan masyarakat, pada awalnya ada kontroversi mengenai inokulasi cacar, namun upaya inokulasi akhirnya diberlakukan. Bertahun-tahun kemudian, ketika cacar lagi melanda Massachusetts, angka kematian adalah 1,8% pada individu yang divaksinasi, jika dibandingkan dengan 14% pada mereka yang tidak.
Demam kuning, penyakit akut yang ditularkan melalui nyamuk yang dapat ditularkan dalam durasi yang cepat dan mengakibatkan berbagai tingkat keparahan, menjadi momok pada tahun 1700-an. Ketika suatu kapal dikarantina di pelabuhan karena diduga membawa penderita dengan suspek demam kuning, diperlukan untuk memasang bendera kuning pada tiang nya. Epidemi demam kuning yang dialami di beberapa kota sepanjang abad dengan beberapa kota yang mengalami beberapa epidemic.
·       Kesehatan Masyarakat pada Abad ke-19
Pada tahun 1800-an, Kota New York telah dilanda oleh beberapa epidemi, termasuk kolera, cacar, tifus, disentri, dan Diphteri. Selain epidemi, kesehatan masyarakat terancam oleh kehadiran konstan dari virus tuberkulosis (TB),  yang menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat pada waktu itu. Pada tahun 1890, hampir satu dari setiap empat tempat tinggal di New York City mengalami kematian terkait TB.  Jumlah korban jauh lebih tinggi di lingkungan miskin, sehingga komunitas ini hancur oleh penyakit.
Intervensi awal kesehatan masyarakat di Amerika Serikat, seperti yang diberlakukan di Eropa dan Inggris, dimana otoritas pemerintah seringkali diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor lingkungan terkait dengan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1865, Asosiasi New York mengeluarkan laporan, Sanitasi Kota, mendesak New York (baik kota dan negara) untuk mengatur Dewan Kesehatan  Metropolitan di tahun berikutnya. Laporan ini mendokumentasikan hubungan antara kekuatan-kekuatan sosial dan ekonomi yang berkontribusi terhadap kesehatan yang buruk.
Pengembangan dan penyebaran departemen kesehatan negara yang mirip dengan departemen kesehatan setempat. Dewan Negara pertama kesehatan didirikan oleh Badan Legislatif Negara Louisiana pada tahun 1855 sebagai respon terhadap demam kuning, tapi ini terbukti tidak seperti para organisasi fungsional. Dewan kesehatan yang sukses pertama kali didirikan di Massachusetts pada tahun 1869, hal ini diikuti oleh rekomendasi Shattuck sebelumya.
·       Kesehatan Masyarakat Pada Abad Ke-20
Pada awal 1900-an, tenaga kerja kesehatan masyarakat telah memperoleh keterampilan dalam memahami dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dan mulai memahami hubungan antara bakteri dan penyakit menular. Selama beberapa dekade mendatang, kesehatan masyarakat menyadari keuntungan yang luar biasa dengan intervensi seperti sanitasi, air bersih, nutrisi, pengendalian penyakit menular, dan imunisasi. Ini diharapkan dapat menjadi keuntungan besar dalam kesehatan. Harapan hidup meningkat lebih dari 30 tahun, dan kualitas hidup sangat meningkat. Banyak peningkatan dialami dalam 25 tahun pertama abad ini. Misalnya, angka kematian dari semua penyebab di New York adalah 31 per 1000 pada tahun 1825, sama pada tahun 1880, harapan hidup rata-rata di New York dan Brooklyn adalah 36 tahun, dan tahun 1920 harapan hidup telah meningkat menjadi 53 tahun, meningkat 47 % dalam waktu 40 tahun. Seperti yang disebutkan Winslow dan lain-lain, kegiatan kesehatan masyarakat bertanggung jawab untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan ancaman penyakit menular dan bahwa sepertinya pencapaian hampir seluruhnya berdasar pada aplikasi  pada ilmu-ilmu yang terorganisir baik ilmu tentang kesehatan lingkungan dan bakteriologi. Upaya untuk mencontoh keberhasilan yang dicapai dengan pemberantasan penyakit menular dan terkait lingkungan, telah diperluas untuk tantangan masalah kesehatan lainnya seperti obesitas, diabetes, pencegahan cedera, kekerasan, penyalahgunaan zat adiktif, infeksi HIV, penyakit yang berhubungan dengan tembakau, dan penyakit tidak menular lainnya.
Seperti orang Amerika yang mulai hidup lebih lama, dampak dari cedera dan penyakit tidak menular dan potensi untuk pencegahan ancaman kesehatan ini menjadi prioritas bagi kalangan praktisi kesehatan, dengan hasil positif akan dampak penurunan yang signifikan dalam merokok, menurunnya tingkat kematian akibat penyakit jantung dan angka kematian akibat kecelakaan bermotor dan peningkatan kualitas kerja.
Sepuluh prestasi kesehatan masyarakat yang besar di Amerika Serikat pada tahun tahun 1900-an termasuk kemajuan dan pencegahan penyakit menular dan kronis.yaitu :
1.      Vaksinasi, beberapa pengobatan yang efektif dalam pencegahan penyakit menular pada tahun 1900, saat ini penyakit cacar, campak, difteri, tiphus, kolera, dan wabah penyakit dapat dicegah melalui penggunaan vaksin secara luas.
2.      Penggunaan tembakau  sebagai bahaya kesehatan, sejak ada laporan pada tahun 1964, dari ahli bedah yang menyebutkan resiko terkait merokok, sehingga terjadi penurunan angka perokok dewasa dan hal tersebut menyelamatkan hidup banyak orang.
3.      Keamanan berkendara, meningkatkan mesin kendaraan dan jalan, serta penggunaan sabuk pengaman pada mobil, dan penggunaan helm telah mengurangi angka kematian akisbat kecelakaan, dan juga menurunnya peminum/pemabuk yang mengemudi.
4.      Tempat kerja yang lebih aman, penurunan 40% dalam kecelakaan kerja yang fatal, telah dilakukan melalui upaya pengendalian penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan seperti pneumoni (sakit paru-paru),  silikosis, yang berhubungan dengan pertambangan batubara, dan untuk meningkatkan keselamatan dibidang manufaktur, konstruksi, transportasi dan pertambangan.
5.      Pengendalian penyakit menular, upaya untuk melindungi pasokan air dan menjaganya tetap bersih dengan metode sanitasi telah sangat meningkatkan kesehatan, terutama membatasi penyebaran kolera dan thypoid, penemuan terapi antimikroba telah membantu untuk mengendalikan penyakit TBC dan penyakit  menular seksual.
6.      Kurangnya angka kematian dari penyakit hati dan stroke: berhenti merokok,  mengontrol tekanan darah, deteksi dini dan pengobatan yang lebih baik  menyebabkan penurunan angka kematian akibat penyakit jantung koroner hingga 51% pada tahun 1972.
7.      Makanan yang lebih aman dan sehat,  penyakit kekurangan gizi utama seperti rakhitis,  gondok dan pellagra telah hampir hilang di negara Amerika Serikat melalui pemahaman yang lebih baik dari pentingnya nutrisi,  serta peningkatan kandungan nutrisi, fortifikasi makanan, dan penurunan kontaminasi mikroba.
8.      Ibu dan bayi yang sehat, kebersihan yang lebih baik, gizi, akses keperawatan kesehatan, antibiotik, dan kemajuan teknologi telah membantu untuk mengurangi angka kematian bayi sebesar 90% dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 99%.
9.      Keluarga berencana dan pelayanan kontrasepsi, Pelayanan ini telah mengubah peran sosial dan ekonomi dari wanita. Akses pemeriksaan dan konseling telah mengurangi jumlah bayi, anak dan kematian ibu. Dan juga kontrasepsi telah memberikan perlindungan terhadap virus dan penyakit menular seks lainnya
10.   Air minum berfluoride, hampir 150 juta orang memiliki akses ke air bersih yang telah diolah, ini merupakan cara yang aman dan efektif untuk mencegah kerusakan gigi.
Masyarakat mungkin tidak menyadari banyak dari keuntungan ini karena telah menjadi kebiasaan dan mendapat manfaat dari upaya-upaya kesehatan  dan  melindungi kesehatan.
Salah satu tantangan kesehatan masyarakat terbesar yang muncul menjelang akhir abad ke -20 adalah HIV/AIDS. Sejak pertama dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1981,  lebih dari 600 ribu jiwa baik laki2, wanita maupun anak-anak telah meninggal akibat penyakit HIV, dan secara global menurut UNAIDS perkiraan kematian terkait HIV adalah 30 juta jiwa. Banyak intervensi kesehatan masyarakat telah digunakan selama puluhan tahun sejak tahun 1981 dan telah berhasil memperlambat penyebaran HIV pada masyarakat secara umum dan adanya  kemajuan besar dalam mengobati penyakit yang berhubungan.
·       Kesehatan Masyarakat pada Abad ke-21
Dari pemahaman awal tentang pentingnya menutup selokan di abad pertengahan  India kuno untuk praktek isolasi dan karantina dengan ditemukan bahwa kemiskinan sebagai penentu kesehatan yang signifikan di tahun 1800 terhadap penemuan meningkatnya dampak sosial, perilaku, dan factor-faktor dalam lingkungan dan kebutuhan berdasarkan bukti, pendekatan sistematis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di tahun 1900-an bersamaan dengan itu juga untuk memenuhi tantangan dari penyakit HIV/AIDS yang kompleks, dan juga bidang kesehatan masyarakat yang berkembang dengan pesat. Walaupun demikian peningkatan pengenalan kesehatan masyarakat dan peningkatan yang sepadan dalam ekspektasi publik terhadap kesehatan masyarakat. Krisis ekonomi pada dekade pertama abad ke 21 mengakibatkan penurunan yang besar dalam tenaga kerja kesehatan masyarakat di federal, Negara bagian dan ditingkat local, hal tersebut mengancam keberhasilan dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Pada bulan mei 2012 penelitian singkat tentang departemen kesehatan local tentang kehilangan pekerjaan dan pemotongan program-program, pejabat daerah dan kesehatan kota asosiasi nasional memperkirakan lebih dari 400 ribu karyawan kehilangan pekerjaan mereka dalam bidang kesehatan masyarakat setempat sejak tahun 2008. Bila digabungkan dengan lembaga Negara, maka jumlah tenaga kerja kesehatan yang burkurang mencapai 550 ribu karyawan. Dan pada saat yang sama, ditingkat federal,telah ada penurunan yang mengejutkan sebesar 21,5% dalam hal pendanaan untuk pusat pengendalian dan pencegahan penyakit sejak tahun 2009, dan juga dengan badan-badan federal lainnya dalam system kesehatan masyarakat juga mengalami pengurangan yang sama.
Selain pengurangan terhadap tenaga kesehatan dan program kesehatan masyarakat, hal lain yang juga dihadapi oleh tenaga kesehatan masyarakat adalah bukti bahwa keuntungan yang dibuat tentang harapan hidup selama 100 tahun terakhir benar-benar sedang disediakan dalam demografi tertentu. Dalam publikasi di tahun 2012 Olshansky mengidentifikasi bahwa pria dan wanita kulit putih dengan pendidikan kurang dari 12 tahun memiliki harapan hidup lebih pendek pada tahun 2008 daripada yang mereka lakukan di tahun 1990. Contohnya, harapan hidup perempuan dengan prestasi pendidikan yang rendah menurun lebih dari 5 tahun dalam rentang waktu ini. Lebih lanjut, Penulis menjelaskan lebarnya kesenjangan harapan hidup antara laki-laki kulit putih yang berpendidikan tinggi dapat hidup lebih dari 14 tahun lebih lama dari pada laki-laki kulit hitam dengan pendidikan yang kurang dari 12 tahun. Pendidikan yang rendah menjadi penentu hasil kesehatan yang buruk untuk berbagai alasan, namun termasuk tidak berbatas pada peningkatan prevalensi prilaku (misalnya merokok, gizi buruk dan aktivitas fisik yang rendah), terkait dengan penyakit kronis penurunan efektivitas dan sumber daya yang lebih sedikit untuk mengelola penyakit seperti kurangnya akses terhadap perawatan dan pelayanan terkait.
Tantangan ketiga bagi para pekerja kesehatan masyarakat adalah bahwa meskipun dalam menghadapi sumber daya yang lebih sedikit untuk kesehatan, adanya harapan yang lebih besar untuk kedisiplinan. Masyarakat juga diharapkan agar mengerti bahwa kesehatan masyarakat tidak hanya akan membahas pelebaran kesenjangan kesehatan, dampak kronis dan penyakit yang timbul tetapi juga akan memainkan peranan penting dalam memahami dan mengurangi dampak dari bencana alam dan bencana akibat perbuatan manusia termasuk antara lain efek perubahan iklim.
Meskipun tantangannya cukup besar, ada banyak alasan untuk lebih optimis tentang masa depan kesehatan masyarakat di negara Amerika serikat dalam abad ke 21 ini. Semua hasil kerja dari generasi pemimpin kesehatan masyarakat telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor penentu kesehatan dan peluang dampaknya, peran potensial yang penting bagi kesehatan masyarakat dibidang genomik, kemajuan teknologi informasi baru yang secara dapat mengubah surveilans dan evaluasi kesehatan masyarakat, dan juga hal baru dengan media sosial dapat mempengaruhi perubahan perilaku, penghargaan yang lebih besar untuk kepentingan kesehatan masyarakat yang berbasis bukti dan penelitian dibidang kesehatan masyarakat, dan juga penekanan baru  pada akreditasi dan peningkatan kualitas.
Hal terbaru dari laporan lembaga pengobatan “untuk kesehatan masyarakat” menyediakan jalan untuk upaya kesehatan masyarakat di masa depan. Yang pertama adalah “ peran pengukuran dalam tindakan dan akuntabilitas” dialamatkan untuk meningkatkan pengumpulan data serta analisis dan memberikan informasi tentang keberhasilan kesehatan secara sosial, ekonomi dan juga faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan. Lebih lanjutnya itu disebut strategi nasional yang terpadu dan juga kerangka pengukuran yang menyediakan akuntabilitas yang jelas diperlukan untuk memungkinkan masyarakat dan pembuat kebijakan untuk memahami, memantau, dan meningkatkan kontribusi dari berbagai mitra dalam sistem kesehatan.
Hal yang disimpulkan pada laporan kedua “revitalisasi hukum dan kebijakan untuk memenuhi tantangan baru” ini dimulai dengan kesehatan yang baik bukan hanya hasil perawatan medis yang baik tetapi hasil dari apa yang kita lakukan sebagai masyarakat untuk menciptakan kondisi dimana kesehatan adalah yang utama bagi manusia. Laporan ini mengusulkan untuk menciptakan kondisi tersebut dengan modernisasi hukum dan kebijakan, meningkatkan dasar-dasar hukum dan kebijakan, dan menjadi lebih proaktif dengan menantang semua mitra kesehatan masyarakat untuk mengeksplorasi dan mengimplementasikan “Kesehatan dalam Semua Kebijakan” (Health in All Policy/HIAP). Laporan ketiga dan terakhir “investasi kesehatan dimasa depan”  hal ini membahas masalah yang saat ini ada terkait dengan dana dari upaya kesehatan masyarakat di Amerika serikat, Memutuskan  antara tingkat pendanaan dan ruang lingkup dari misi kesehatan masyarakat, dan kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara signifikan. Selengkapnya hal tersebut diatas dapat memberikan panduan yang memiliki potensi  untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di abad ke 21.
Untuk sepenuhnya menyadari peningkatan hasil kesehatan baik ditingkat individu dan masyarakat, semua sistem kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan secara klinis harus saling bekerja sama untuk meningkat upaya-upaya kesehatan masyarakat. Namun keberhasilan integrasi keduanya belum terjadi. Pada tahun 2012 lembaga pengobatan melaporkan bahwa pada perawatan primer dan kesehatan masyarakat untuk saling berintegrasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, ini adalah sumber daya bagi pelaksana kesehatan masyarakat dan dengan potensi tersebut dapat meningkatkan hubungan antara kedua sistem yang berbeda saat ini.
Sementara semua memberikan penjelasan akan berkontribusi untuk kehidupan sehat di abad ke-21, Presiden Barrack Obama telah melakukan penanda tanganan tentang perlindungan terhadap pasien dan tindakan perawatan yang terjangkau (ACA) pada tahun 2010 maka tidak diragukan lagi hal ini memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada bulan juni 2012 keputusan mahkamah agung tentang tindakan dan presiden obama telah terpilih kembali pada november 2012 memastikan bahwa pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat telah mengalami perubahan.
     Hal-hal atau unsur dari kesehatan masyarakat yang termasuk tindakan perawatan :
1.   Investasi di bidang kesehatan dan cara-cara pencegahannya
-            Dana untuk kesehatan masyarakat dan pencegahannya  (PPHF)
-            Pencegahan secara nasional, promosi kesehatan dan dewan kesehatan masyarakat
-            Program kunjungan rumah untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak
2.   Tenaga kesehatan masyarakat
-            Beasiswa untuk pelatihan bagi tenaga kesehatan masyarakat (didanai sebagian oleh PPHF)
-            Program pengobatan untuk pencegahan kesehatan masyarakat (didanai sebahagian oleh PPHF)
3.   Perluasan cakupan kesehatan masyarakat, kesadaran dari masyarakat dan akses ke layanan pencegahan secara klinis
-            Hal ini mengatur untuk meningkatkan cakupan asuransi untuk pelayanan keluarga berencana dan Layanan Pencegahan Gugus Tugas AS (USPSTF)
-            Kewenangan pendanaan untuk pendidikan bagi perseorangan (untuk anak remaja, kontrasepsi, dan pencegahan infeksi dari penyakit menular seks), pusat kesehatan berbasis sekolah dan kegiatan kesehatan gigi dan mulut.
-            Memberikan rekomendasi sehubungan dengan USPTSF dan komunitas satuan tugas pelayanan preventif (panduan masyarakat) melalui dana dari PPHF.
4.   Program kesehatan
-            Memberikan hibah untuk usaha kecil untuk menyediakan program kesehatan kerja yang komprehensif
-            Membutuhkan Pusat untuk pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) untuk menyediakan bantuan untuk para pengusaha untuk mengevaluasi program kesehatan ditempat kerjanya.
5.   Data dan penelitian untuk kesehatan masyarakat
-            Mengarahkan CDC untuk mendanai penelitian tentang efektivitas dari kerja langsung yang memiliki dasar/bukti yang berhubungan dengan inisiatif kesehatan masyarakat.
-            Ketersediaan dana untuk proyek anak-anak yang menderita obesitas melalui pusat pelayanan medicare dan medicaid (CMC).
6.   Lain-lainnya
-            Membutuhkan peran dari departemen pelayanan kesehatan masyarakat (Dept. Of health and human services) Amerika Serikat untuk mengembangkan rencana perbaikan dan peningkatan kualitas secara nasional
-            Membutuhkan pemberian label nutrisi pada restoran-restoran yang ada lebih dari 20 lokasi.
Pernyataan dari James A. Jhonson, coeditor dari teks ini bahwa kesehatan masyarakat di abad 21 ini masih menjadi masalah utama, tapi banyak tema lain yang lebih lama seperti demokrasi, federalisme, keadilan sosial, hak asasi manusia dan martabat bangsa terus saling berhubungan dengan prinsip-prinsip pendiri bangsa. Namun, pada abad ke-21 ini menjanjikan untuk menjadi tantangan bagi kesehatan masyarakat dengan sumber daya yang lebih sedikit dan harapan yang besar dalam menuju perubahan yang lebih cepat dalam sistem pelayan kesehatan dan kesehatan masyarakat. Akan tetapi, kekuasaan politik dan standar baru untuk kesehatan masyarakat  yang berbasis bukti, selain penekanan pada peningkatan kualitas dan akreditasi juga dapat mengatur langkah kesehatan masyarakat untuk mencapai keuntungan yang lebih besar.
E.     Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia
   Abad Ke-16
Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807
Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925
Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927
STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930
Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
Tahun 1935
Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951
Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr. Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan       sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
Tahun 1952
Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956
Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
Tahun 1967
Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
Tahun 1968
Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969
Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
Tahun 1979
Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984
Dibentuk Pos Pelayanan Terpadu  (Posyandu) sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.  Posyandu adalah perpaduan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat (kader)
Awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

 

Previous
Next Post »
Thanks for your comment