BAB.I.PENDAHULUAN.
A.LatarBelakang
Setiap manusia
dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah
berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina
rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan
barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang social. Menurut
WHO:rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
untuk kesehatan keluarga dan individu.(Multi
Saddam.N.)
Usia lanjut dipandang sebagai masa
degenerasi biologis yang disertai oleh penderitaan berbagai dengan masa
penyakit dan keudzuran serta kesadaran bahwa setiap orang akan mati, maka
kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis yang penting pada lansia,
khususnya lansia yang mengalami penyakit kronis. Pada orang lanjut usia
biasanya memiliki kecenderungan penyakit kronis (menahun/berlangsung beberapa
tahun) dan progresif (makin berat) sampai penderitanya mengalami kematian.
Kenyataannya, proses penuaan dibarengi bersamaan dengan menurunnya daya tahan
tubuh serta metabolisme sehingga menjadi rawan terhadap penyakit, tetapi banyak
penyakit yang menyertai proses ketuaan dewasa ini dapat dikontrol dan diobati.
Masalah fisik dan psikologis sering ditemukan pada lanjut usia. Faktor
psikologis diantaranya perasaan bosan, keletihan atau perasaan depresi .(Daniel
harianto).
B.Rumusan
Masalah.
Perumahan sehat
merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar
kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan
teknis pengelolaan
faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi,
manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya,
serta mencakup unsure
apakah rumah tersebut
memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak, mencuci,
menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia maupun limbah lainnya.
Dari penjabaran dapat ditarik bebetapa
permasalahan:
1. Bagaimana seharusnya kontruksi rumah agar
tidak menimbulkan kecelakaan pada lansia
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kontruksi
rumah terhadap kesehatan khususnya rumah panggung.
C. TUJUAN.
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah
1. ingin melihat bagaimana rumah
panggung yang memenuhi syarat kesehatan.
2. bagaimana kontruksi rumah
panggung yang baik bagi penghuni khusus pada lansia.
3. faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap kesehatan pada lansia.
4. bagaimana solusi yang dapat
mencegah agar tidak terjadi kecelakaan pada lansia.
BAB.II. PEMBAHASAN.
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Komponen yang harus
dimiliki rumah sehat (Ditjen CiptaKarya, 1997) adalah :
(1) Fondasi yang kuat untuk mene ruskan beban
bangunan ke tanah
dasar, memberi kestabilan bangunan , dan
merupakan konstruksi
penghubung antara bagunan dengan tanah;
(2)Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi
minimum 10 cm dari
pekarangan dan 25 cm
dari badan jalan, bahan kedap air, unt uk
rumah panggung dapat
terbuat dari papan atau anyaman bambu;
(3)Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi
sebagai ventilasi dan
masuknya
sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai;
(4)Dinding rumah kedap air yang berfungsi
untuk mendukung atau
menyangga atap,
menahan angin dan air hujan, melindungi dari
panas dan debu dari
luar, serta menjaga kerahasiaan ( privacy)
penghuninya;
(5) Langit-langit
untuk menahan dan menyerap panas
terik matahari,
minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan,
anyaman bambu,
tripleks atau gipsum; serta
(6) Atap rumah yang
berfungsi sebagai
penahan panas sinar matahari serta melindungi
masuknya
debu, angin dan air hujan.
Persyaratan kesehatan perumahan dalam
pemukiman.
Kesehatan perumahan
dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di dalam
rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan
dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan
kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman
serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan
berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
(
Daniel Harianto)
Rumah
Semi Permanen
Rumah semi permanen merupakan salah satu
bentuk rumah yang memilki kondisi yang belum sempurna dari segi kontruksi, karena
dengan keadaan tersebut dapat menjadikan rumah kita menjadi cepat rusak oleh
akibat beberapa faktor, salah satunya ialah hujan, angin dan lain sebagainya.
Apalagi rumah tersebut berada dalam keadaan pemukiman kumuh, maka semakin
rentan untuk keluarga yang berada dalam rumah tersebut menjadi rentan dengan
penularan penyakit dari sekitar pemukiman yang tidak sehat.
Lingkungan rumah seharusnya ialah
terdiri atas pencahayaan alami dalam
rumah, luas ventilasi rumah, kepadatan hunian kamar tidur, suhu dalam rumah,
kelembaban rumah, jenis dinding, jenis lantai rumah yang perlu diperhatikan,
karena dengan terpenuhinya syarat-syarat rumah sehat tersebut dapat menjadikan
keluarga yang berada di dalamnya dapat merasa nyaman dan tentram.
MASALAH KESEHATAN YANG SERING TIMBUL
PADA PROSES MENUA ( LANSIA )
Masalah-masalah kesehatan atau
penyakit fisik dan atau kesehatan jiwa yang sering timbul pada proses menua
(lansia) diantara; Gangguan sirkulasi darah, gangguan metabolisme hormonal,
gangguan pada persendian, dan berbagai macam neoplasma.
Masalah sosial yang dihadapi lanjut
usia (lansia) adalah bahwa keberadaan lansia sering dipersepsikan negatif oleh
masyarakat luas.
Kaum lansia sering dianggap tidak berdaya,
sakit-sakitan, tidak produktif dan sebagainya. Tak jarang mereka diperlakukan
sebagai beban keluarga, masyarakat, hingga Negara. Mereka seringkali tidak
disukai serta sering dikucilkan di panti-panti jompo. Perubahan perilaku ke
arah negatif ini justru akan mengancam keharmonisan dalam kehidupan lansia atau
bahkan sering menimbulkan masalah yang serius dalam kehidupannya
Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya kecemasan pada lansia yang mengalami penyakit kronis dalam menghadapi
kematian diantaranya adalah selalu memikirkan penyakit yang dideritanya,
kendala ekonomi, waktu berkumpul dengan keluarga yang dimiliki sangat sedikit
karena anak-anaknya tidak berada satu rumah/berlainan kota dengan subyek,
kepikiran anaknya yang belum menikah, sering merasa kesepian, kadang sulit
tidur dan kurangnya nafsu makan karena selalu memikirkan penyakit yang
dideritanya. .( Daniel heriyanto)
Mereka yang berusia 65 tahun ke atas
dan kelompok risiko tinggi memerlukan informasi pengetahuan sebagai berikut :
- Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktivitas di dalam rumah maupun di luar rumah.
- Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada mereka.
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
- Perawatan fisioterapi di rumah sakit terdekat.
- Latihan kesegaran jasmani.
- Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Secara umum, tindakan-tindakan
pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan adalah sebagai berikut :
- Hindari berat badan yang teralalu berat ( obesitas overweight ).
- Kurangi makan dan pilihlah makanan yang sesuai.
- Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
- Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik perlu dihindari.
- Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.
Cara
Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa Seperti Rumah Panggung dan Semi Permanen.
Rumah
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan.
Sebagaimana
pangan yang
memiliki kaidah-kaidah kelayakan pangan yang meliputi empat sehat lima
sempurna,
begitu juga
dengan papan atau rumah memiliki kaidah-kaidah layak huni, agar bangunan
memiliki
kehandalan,
bangunan tersebut harus memenuhi; keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta
kemudahan
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Bangunan Gedung N0. 28/2002.
Keselamatan
bangunan meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban
muatan, yang
meliputi beban sendiri dan beban yang ditimbulkan oleh fenomena alam seperti
angin dan
gempa, serta
kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
bahaya petir.
Persyaratan
kesehatan meliputi sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan
bahan
bangunan gedung.
Sistem penghawaan meliputi pengaturan ventilasi dan pencahayaan alami atau
buatan dimana
setiap ruangan harus terjadi pergantian udara dan mendapatkan pencahayaan yang
cukup.
Persyaratan
kenyamanan meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi
udara
dalam ruang,
pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Kenyamanan ruang gerak
ditentukan oleh
dimensi dan tata letak ruang.
Persyaratan
kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan
prasarana
dan sarana dalam
pemanfaatan bangunan gedung. Kemudahan meliputi tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas
yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia.
Teknologi
konstruksi bangunan rumah tinggal menurut Kepmen Kimpraswil No. 403/2002
meliputi
konstuksi
pasangan dengan rangka beton bertulang, konstruksi ½ tembok, dan kontsruksi
kayu
panggung maupun
tidak panggung. Selain itu juga dikenal konstruksi rumah bambu dan konstruksi
baja
untuk rumah
tinggal.
Bahwa sebagian
besar perumahan diperkotaan maupun perdesaan saat ini telah bergeser pada
bangunan
tembok. Susenas
2000 menunjukkan sebanyak 86,03% perumahan perkotaan dan 71,28% perumahan
perdesaan di
Yogya menggunakan bangunan tembok. Tingginya animo masyarakat terhadap rumah
tembok ini, maka
diperlukan informasi khusus yang menyangkut kaidah-kaidah membangunan rumah
tembok yang
tahan gempa, mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki resiko gempa
yang
sangat tinggi.
Prinsip dasar
bangunan tahan gempa adalah setiap komponen-komponen bangunan harus terikat
dengan
kuat satu dengan
yang lainnya, ikatan tersebut mulai dari pondasi dengan sloof, sloof dengan
kolom
praktis, kolom
praktis dengan ring balok, dan ring balok dengan rangka kuda-kuda. Demikian
juga pada
bagian pengisi
bahwa dinding pasangan bata/bataco harus terikat dengan rangka kolom praktis,
kusen
pintu dan
jendela harus terikat dengan dinding. Selain konstruksi yang benar faktor
kualitas bahan juga
harus mendukung,
karena pemilihan bahan yang kurang baik, akan mengurangi kekuatan bangunan,
terutama pada
ikatan-ikatan. Banyak bangunan yang roboh bukan karena konstruksi akan tetapi
kualitas
bahan
bangunannya yang sangat rendah.
Saat ini, di
Jawa Barat jumlah banguna rumah tinggal dengan pasangan bata sangat tinggi, hal
ini
dipengaruhi oleh
pergeseran persepsi, yang dikaitkan dengan status sosial, dimana bangunan
tembok
dianggap lebih
baik. Namun disamping itu keterbatasan bahan kayu juga semangkin mendorong
masyarakat
membangunan rumah berbasisi tembok, khususnya di Jawa Barat, karena sulitnya
mencari
kayu yang
berkualitas harga rumah kayu menjadi sangat mahal dibandingkan rumah tembok. (ars.).
( A. MUNAWAR)
B. SOLUSI.
PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN
Tentunya kita semua sependapat bahwa
tujuan pembinaan Lanjut Usia adalah agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera.
Oleh karena itu tentunya kemandirian, kegunaan dan kesejahteraan dapat
dijadikan criteria akan kualitas hidupnya. Untuk dapat menjalani hidup yang
berkualitas di berikan bekal. Bagi seorang Lanjut Usia, bekal ini dapat berupa
pengalaman, pengetahuan dan keahlian, kearifan dan kesehatannya. Seseorang yang
menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin tua pengalaman
juga semakin banyak, pengetahuannya makin luas, keahliannya semakin mendalam
dan kearifannya semakin mantap. Namun demikian, kebugaran dan kesehatannya
semakin menurun. Bersamaan dengan itu, menjelang saatnya memasuki Lanjut Usia
bagi sebgian orang akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
hilangnya kedudukan formal dengan segala konsekuensinya serta
perubahan-perubahan yang terjadi yang dirasakan sebagai hilangnya teman-teman
dalam arti kata yang sesungghnya.
Kesehatan yang di maksud disini
adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, sosial dan tidak sekedar bebas
penyakit atau cacat.. Kondisi kesehatan inilah yang pada hakikatnya menjadi
penopang untuk mengamalkan pengalaman, dasarnya dipengaruhi oleh empat factor
utama yaitu : factor keturunan, lingkungan, uoaya kesehatan dan perilaku.
Terhadap factor keturunan tentunya kita tidak bisa berbuat apa-apa, dalam arti
bahwa sesuatu yng diturunkan akan melekat pad diri kita untuk selama-lamanya.
Dalam hal yang berkaitan dengan lingkungan, dalm banyak hal kita sering tidak
mempunyai pilihan kecuali kit bisa memperbaikinya sendiri-sendiri maupun secara
kolektif. Upaya kesehatan terutam menjadi tanggung jawab institusi kesehatan.
Terapi menyangkut masalh perilaku sepenuhnya terletak di tangan orang
masing-masing.
Dengan perilaku yang sehat, interaksi
orang dengan lingkunganya maupun upaya kesehatan dapat menghasilkan kualitas
hidup yang memadai dan mungkin juga umur panjang. Program tiga sehat pada
hakikatnya adalah sebuah program perilaku. Disebut tiga sehat oelh karena
mempunyai tiga komponen, yaitu mental, olahraga dan gizi. Ketiganya merupakan
tritunggal. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal ketiganya harus dijalankan
tanpa mengabaikan salah satu. Sebagai program perilaku, keberhasilan program
ini akan sangat tergantung pada niat dan ketekunan yang menjalaninya.
Pokok-pokok kegiatannya adlah
sebagai berikut :
- Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan kaki, kalau bisa dengan kecepatan 6 km/jam selama 45 menit sampai 1 jam setiap kalinya. Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan. Yang terpenting adalah teraturnya olahraga tersebut dijalankan.
- Diet dengan pedoman sebagai berikut :
- Susunan makanan yang beraneka ragam,
- Mengurangi konsumsi gula,
- Mengurangi konsumsi garam,
- Mengurngi konsumsi lemak,
- Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori,
- Untuk menjaga disiplin, kiat yang dapat dijalankan adalah dengan 3 kali seminggu pada hari senin, Rabu, Jumat tidak mengkonsumsi sama sekali makanan hewani. Sedangkan pada hari-hari lainnya berpedoman kepada apa yang disebutkan diatas.
- Dalam kaitannya dengan mental, diusahakan :
- Tetap aktif secara mental,
- Tetap aktif dalam kehidupan sosial,
- Menerima proses menjadi tua dengan ikhlas dan menyesuaikan diiri dengan realitas,
- Menjauhi polusi mental,
- Meningkatkan kehidupan spiritual.
Semua kegiatan di atas dilengkapi
dengan pemeriksaankesehatan berkala yang dilakukan sekali dalam setahun.
Evaluasi sementara memberikan kesan sebagai berikut :
- Program tiga sehat yang ditetapkan kepada purnawirawan dan warakawuri dirasakan dapat menggairahkan kehidupannya serta menjadi cara untuk menghilangkan stress.
- Dirasakan meningkatnya kebugaran serta menurunya frekuensi keluhan sakit yang tidak jelas.
Menurunya kebutuhan akan obat-obatan
bagi mereka yang menderita penyakit tertentu
BAB.III.PENUTUP.
A.Kesimpulan
Rumah
panggung kayu mewakili sebuah tradisi yang bertahan lama bagi masyarakat
Sulawesi Selatan, tradisi yang juga tersebar luas di dunia Melayu. Bentuk dasar
rumah adalah sebuah kerangka kayu di mana tiang menahan lantai dan atap, dengan
dan lantai dan atap diri pelbagai bahan, keaneka-ragaman bahan kian meningkat
dalam dunia kontemporer setelah pendirian rumah menjadi kian dimodifikasi.
Rumah adat kayu mencerminkan sebuah estetika tersendiri yang menjadikannya
objek budaya materil yang indah (Robinson, 2005: 271-272).
Namun, rumah-rumah di Sulawesi Selatan lebih dari sekedar tempat berteduh bagi penghuninya, atau objek materil yang indah dan menyenangkan. Rumah adalah ruang sakral di mana orang lahir, kawin dan meninggal dan di tempat ini pula kegiatan-kegiatan sosial dan ritual tersebut diadakan. Terbuat dari bahan-bahan alami, rumah juga memiliki ciri sakral yang diwakili oleh sifat alami tersebut.( zulfadli nur )
Namun, rumah-rumah di Sulawesi Selatan lebih dari sekedar tempat berteduh bagi penghuninya, atau objek materil yang indah dan menyenangkan. Rumah adalah ruang sakral di mana orang lahir, kawin dan meninggal dan di tempat ini pula kegiatan-kegiatan sosial dan ritual tersebut diadakan. Terbuat dari bahan-bahan alami, rumah juga memiliki ciri sakral yang diwakili oleh sifat alami tersebut.( zulfadli nur )
Oleh karena itu rumah panggung haruslah menjadi
tempat yang nyaman buat para penghuninya terutama yang lanjut usia. Haruslah
didesain sedemikian rupa agar terhindar dari kecelakaan sesuai dengan ketentuan
rumah sehat.
sSecara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang
kiranya dapat dijalankan adalah sebagai berikut :
- Hindari berat badan yang teralalu berat ( obesitas overweight ).
- Kurangi makan dan pilihlah makanan yang sesuai.
- Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
- Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik perlu dihindari.
- Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.
B. Saran.
Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan dapat
mengetahui tentang kontruksi dan kecelakaan rumah semi permanen dan panggung yang
memenuhi syarat kesehatan agar kita terhindar dari faktor resiko yang berbahaya
khususnya pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
I.
ADE TRIPUTRA BURHAN .Soedjajadi keman. Kesehatan
Perumahan dan Pemukiman. Kesehatan lingkungan FKM Air Langga.
II.
DANIEL HARIANTO.Arif Sabaruddin .
Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa, pada kontruksi bangunan rumah.peneliti
madya bidang perumahan dan pemukiman. Pusat penelitian dan pengembangan
perumahan, badan litbang dinas PU.
III.
FUAD SIWALIMBONO.Iwan Suprijanto. Reformasi
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan Perumahan dan Pemukiman. Peneliti
bidang pemukiman-puslitbang , departement KIMPRASWIL
IV.
MULTI SADDAM NIRWAN. Soedjaja Keman. Kesehatan
perumahan dan pemukiman ii. Kesehatan lingkungan air langga.
V.
ZULFADLY NUR. Widya Ayu Puspita. P3K.
VI.
A. MUNAWAR. Amin Sulistianto. Karasteristik
Pembakaran Biobrikret campuran batu bara dan sabut kelapa pada rumah
semipermanen. Jurusan teknik mesin universitas muhamadiah surakarta.
Show Conversion Code Hide Conversion Code Show Emoticon Hide Emoticon